Ramadhan merupakan bulan suci yang dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Sebelum memasuki bulan penuh berkah ini, penting bagi setiap muslim untuk melakukan refleksi diri dan membersihkan hati agar ibadah yang dilakukan menjadi lebih bermakna. Membersihkan hati dan diri adalah bagian dari persiapan spiritual yang dianjurkan dalam Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
"Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 9-10)
Ayat ini menegaskan bahwa kebersihan hati dan jiwa merupakan kunci keberuntungan seorang muslim, terutama dalam menyambut Ramadhan.
Menjelang Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak istighfar. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud)
Dalam mazhab Syafi'i, istighfar bukan hanya sekadar meminta ampunan, tetapi juga mencakup taubat yang sebenar-benarnya, yaitu menyesali dosa, meninggalkan perbuatan maksiat, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Selain istighfar, seorang muslim dianjurkan untuk memperbaiki niat dalam setiap amal ibadahnya. Imam Syafi’i mengatakan bahwa niat adalah inti dari setiap amal perbuatan, sebagaimana hadits Nabi:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Membersihkan hati juga berarti menghindari sifat-sifat tercela seperti iri hati, dengki, dan sombong. Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah kalian saling membenci, jangan saling mendengki, dan jangan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muslim)
Dalam mazhab Syafi’i, penting untuk selalu menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama menjelang Ramadan. Saling memaafkan adalah salah satu cara menyucikan hati agar ibadah puasa diterima oleh Allah SWT.
Bersedekah juga menjadi salah satu cara untuk membersihkan hati. Imam Syafi’i berpendapat bahwa sedekah tidak hanya membersihkan harta tetapi juga jiwa seseorang. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103)
Selain itu, mendekatkan diri kepada Al-Qur’an adalah cara terbaik untuk menyucikan hati. Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, maka sebaiknya setiap muslim mulai membiasakan membaca dan memahami maknanya sebelum memasuki bulan suci ini.
Dalam mazhab Syafi’i, shalat sunnah seperti Tahajud dan Dhuha sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Lakukanlah shalat malam, karena ia adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah, penghapus dosa, serta pencegah perbuatan dosa." (HR. Tirmidzi)
Selain ibadah, seorang muslim juga harus menjaga kebersihan lahiriah, seperti berwudhu dan menjaga kebersihan badan serta pakaian. Imam Syafi’i menekankan pentingnya kesucian dalam beribadah, sebagaimana dalam kitabnya Al-Umm, beliau menyatakan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman.
Menjelang Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbaiki hubungan keluarga dan tetangga. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Persiapan lainnya adalah melatih diri untuk menahan hawa nafsu. Dalam mazhab Syafi’i, menjaga pandangan, lisan, dan perilaku adalah bagian dari kesempurnaan ibadah puasa. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)
Refleksi diri menjelang Ramadhan harus dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesungguhan. Bulan suci ini adalah kesempatan besar untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, serta meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh.
Semoga kita semua dapat memasuki Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang, sehingga ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin.











